Di tengah hujan salju, Song Yi berteriak memanggil Min Joon, dia sangat takut kalau Min Joon akan meninggalkannya tanpa pamit. Dia memanggil Min Joon berkalikali. Min Joon yang melihat Song Yi menatap Song Yi dari kejauhan.
"Kenapa kau memanggilku?" tanya Min Joon. Min Joon muncul di belakang Song Yi.
"Aku keluar untuk mendapatkan udara segar.
"Aku hanya merasa bahwa kau akan pergi."
"Aku tak akan pergi. Aku tak akan meninggalkanmu. Aku akan tinggal."
"Apa maksudmu?" tanya Song Yi tak mengerti.
"Aku tidak pergi. Tidak dalam satu bulan atau dua bulan selanjutnya. Jadi jangan cemas."
Song Yi seakan tak percaya,"Apakah tak apa untukmu jika tidak pergi?"
Min Joon menjawab,"Ini baik-baik saja."
Min Joon mengangguk mengiyakan. Song Yi memeluk Min Joon. Min Joon balas memeluk Song Yi dengan sangat erat.
Bayangan yang dilihat Min Joon.
Min Joon terbaring di suatu tempat. Sendirian. Tubuhnya perlahan-lahan berubah menjadi cahaya putih, seperti akan menghilang.
Setelah itu Min Joon mendadak akan pingsan, tapi ditahan Song Yi.
"Kenapa?" tanya Song Yi. Min Joon sejenak diam.
"Ayo pergi." ajak Min Joon.
"Sebuah tempat dikelilingi dengan dinding dengan sebuah atap. Gelap.... Sebuah tempat dimana tidak seorangpun yang melihat kita. Sebuah tempat dimana kau dan aku dapat menyendiri."
"Apa? Kau mendengarkan aku bicara dengan Yoon Jae?"
Min Joo tersenyum. dan menggandeng Song Yi pergi.
***
Di sebuah tempat, Jaksa Yoo, detektif Park, Hwi Kyung, Jae Kyung dan mantan istrinya bertemu.
Hwi Kyung menjawab,"Aku pikir kau tidak akan datang jika aku memberitahumu." jawab Hwi Kyung.
Jae Kyung menatap tajam Hwi Kyung.
Hwi Kyung menyapa mantan istrinya,Min Joo,"Lama tak jumpa."
"Apa?" tanya Hwi Kyung pura-pura tak mengerti.
"Yang Min Joo dijebloskan di sebuah institusi mental selama tujuh tahun," Jawab Jaksa Yoo.
"Oh, aku mengerti." ucap Jae Kyung.
"Dan kau tuan, adalah seorang tersangka untuk kesalahan memenjarakan Yang Min Joo," ucap Detektif Park menjelaskan.
"Aku? Kenapa aku? Bukankah kau pikir ini semua pernyataan hanya dari satu pihak? Berdasarkan pada kesaksian seseorang yang dalam keadaan tidak baik," sanggah Jae Kyung.
"Aku baik-baik saja! Aku tidak gila!" teriak Min Joo sambil berlinang air mata.
"Aku pikir kau belajar ke luar negeri. Kau ingin pergi, jadi aku membiarkanmu pergi, ingat? Kau pasti terkejut juga. (sambil menatap Hwi Kyung). Pasti ada kesalahpahaman. Ini tidak ada hubungannya denganku."
Hwi Kyung berkata,"Hyung, Katakan padaku kebenarannya?"
"Kebenaran apa? Maafkan aku, aku ada rencana. Jika kau masih ingin menginvestigasi, kau dapat berbicara dengan pengacaraku," Jae Kyung tetap saja menyangkal dan beranjak pergi dari tempat itu.
Min Joo ingin menyusul Jae Kyung keluar, tapi tiba-tiba dia merasa pusing. Hwi Kyung menyusul kakaknya. Dia menarik lengan Jae Kyung.
"Benarkah tidak ada yang ingin kau katakan padaku?" tanya Hwi Kyung
"Apa?"
"Tentang istrimu, tentang Han Yoo Ra, dan tentang kakak kita."
"Kau.... Apakah kau kehilangan pikiran? Apa yang harus kukatakan tentang orang-orang itu?" Jae Kyung tetap menyangkal.
"Ini adalah kesempatan terakhirku. Kesempatan terakhir yang aku berikan padamu sebelum menyerah padamu," ucap Hwi Kyung dengan mata berkaca-kaca.
"Apa?"
"Aku menyukaimu. Dan menghormatimu. Jadi aku ingin memberimu kesempatan. sebuah kesempatan untuk memberikan ampunan paling tidak. Aku mencoba untuk mengerti. Tapi sekarang aku menyerah padamu, kak. Dan .. Aku juga akan berhenti memanggilmu sebagai kakakku. Kau bukan lagi kakakku," ucap Hwi Kyung dan pergi meninggalkan Jae Kyung.
***
Song Yi bertanya,"Apakah ini hanya kamarnya?"
"Siapa yang mengatakan seperti itu? Ada kamar yang lainnya," ucap Min Joon.
"Kau tadi mengatakan kalau kamarnya dingin. Aku tidak bisa tidur kedinginan."
"Haruskah aku pergi?" tanya Min Joon.
"Kenapa terganggu? Kita tak ada pilihan lain. Kita hanya punya satu pilihan disini. Jadi tidurlah disini. (Hehehe maunya Song Yi tuh.....)"
"Aku tidak tahu jika ini satu-satunya pilihan."
Song Yi menyela,"Tapi aku memperingatkanmu, Tidak ada ciuman. Tidak. Yeah, impianku adalah menjadi seorang suster. Tapi aku sakit karena merawatmu," kata Song Yi.
"Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan. Aku tidak akan pernah melakukannya," sanggah Min Joon.
"Jangan terlalu yakin tentang masa depan (hehe.... bisa aja ni Song Yi)"
"Aku bukan meyakinkan. Aku hanya tidak ingin melakukannya. Ini tidak pernah terlintas dalam pikiranku," jawab Min Joon.
"Ok. Maka dapatkah aku berada di tempat tidur denganmu tanpa khawatir? Ada apa dengan wajahmu?" tanya Song Yi.
"Wajah?" tanya Min Joon tak mengerti.
"Kenapa wajahmu memerah?"
"Aku?"
"Kenapa telingamu merah?"
"Apa? Ini karena aku merasa panas."
"Panas? Aku tidak tahu jika disini panas. Ok
anggap saja kalau kau panas. Aku akan berbaring kalau begitu."
"Huh?"
Song Yi melompat ke tempat tidur. Min Joon melongo. Song Yi menepuk-nepuk tempat tidur. mengajak Min Joon tidur disana.
"Apakah kau tidak akan tidur?" tanya
Song Yi.
"Iya" jawab Min Joon.
Min Joon duduk di pinggir tempat tidur dengan canggung. Kemudian dia berbaring di samping Song Yi. Min Joon bener-bener nervous.
Tak lama kemudian Song Yi menarik lengan Min Joon dan melingkarkan lengannya sehingga lengan Min Joon memeluk Song Yi. Min Joon tambah gugup. berkali-kali Min Joon menelan ludah.
"Itu bukan sebuah mimpi, kan? Saat aku tertidur di lenganmu di kapal cruise." tanya Song Yi.
Tapi Min Joon tak mau mengaku.
"Kau menciumku, kan?" tanya Song Yi sekali lagi.
"Jadi kita melakukan ciuman pertama pada malam itu. (Min Joon tak menjawab. tapi dari ekspresinya Song Yi tahu kalau yang dikatakannya itu benar) Aku mengantuk.Matikan lampunya. Berkencan dengan seorang alien mempunyai banyak keuntungan."
Min Joon mencoba mematikan lampunya dengan kekuatannya. Tapi tidak berhasil.
"Ada apa? Kau tidak bisa mematikan lampunya dengan kekuatanmu?" tanya Song Yi penasaran.
Min Joon beralasan,"Aku sedang tidak dalam kondisi terbaikku sekarang." jawab Min Joon.
"Ok, kesinilah."
"Kau sangat agresif untuk seorang wanita. Apakah ini sikapmu yang normal?" Min Joon menjawab dengan ekspresi marah.
"Lakukan lagi."
"Lakukan apa?"
"Yang barusan."
"Yang barusan apa? kau tidak punya malu seperti wanita...."
"Yeah.... Itu sangat imut. Lakukan lagi," ucap Song Yi sambil tertawa.
"Hoh hoh...." suara khas Min Joon. Song Yi menirukan Min Joon. Haha bener-bener mirip.
Min Joon membunyikan bibirnya. seperti bunyi ckck gitu. Song Yi pun menirukan.
"Oke! Oke! aku akan berhenti."
"Bener-bener wanita ....." ucap Min Joon.
***
Di apartemen Min Joon, Pengacara Jang bertanya-tanya,"Kemana dia pergi? Dia bahkan tidak menjawab telponku."
Dia mengedarkan pandangan ke seluruh sudut ruang tamu. Dia menangkap sesuatu yang aneh dengan tumbuhan yang ada di sana.
Suara Min Joon.
Waktu yang tak terbatas yang kulewati. Tapi aku tak punya waktu tersisa. Aku menyadari bahwa lama waktu itu tidaklah penting. yang penting adalah orang yang berbagi waktu bersamaku. Aku hanya akan berbagi waktu yang tersisa dengannya.
Bersambung ke Part 2
Komentar:
Lucu liat Min Joon gugup pas lagi ama Song Yi. Song Yi bener-bener udah tahu kebiasaan Min Joon jika sedang marah. So Cute couple.
Dimohon untuk tidak Copas! Cukup cantumkan link hidup.
Bersambung ke Part 2
Komentar:
Lucu liat Min Joon gugup pas lagi ama Song Yi. Song Yi bener-bener udah tahu kebiasaan Min Joon jika sedang marah. So Cute couple.
Dimohon untuk tidak Copas! Cukup cantumkan link hidup.
No comments:
Post a Comment